Warga Indonesia Jangan Tergiur dengan Ajakan ISIS |
Negara Islam Irak dan Suriah (ISIS) merekrut anggotanya dari berbagai belahan dunia, salah satunya Indonesia. Banyak yang tergiur dengan ajakan ISIS, khususnya anak-anak muda.
ISIS merekrut anggota dengan berbagai cara. Tawaran mereka menggiurkan, padahal sebenarnya menjerumuskan. Berikut ini ulasan mengenai cara ISIS rekrut para WNI.
Banyak WNI yang terjebak dengan modus ISIS. Banyak cara yang tak diduga-duga digunakan oleh kelompok teroris tersebut untuk merekrut anggota baru. Modusnya antara lain menjanjikan upah tinggi, hidup enak, hubungan asmara, menyebarkan video propaganda, dan menawarkan umrah gratis.
Tak hanya pria, wanita juga menjadi korban modus ISIS. Wartawati Prancis yang pernah menyamar menjadi wanita muda dan bergabung di situs milik ISIS, mengaku dipacari oleh komandan ISIS dan mengajaknya bergabung ke Suriah. Hal ini terjadi pada hampir semua perempuan muda yang kontak dengan kelompok radikal itu.
Para pria ISIS mengiming-imingi remaja putri dengan perlakukan bak putri jika mereka bergabung dengan ISIS. Sedangkan para remaja lelaki dipropaganda teknologi canggih terkini.
Melalui video, ISIS mencuci otak sasarannya di seluruh dunia dengan video-video berkualitas tinggi dan canggih sekelas Hollywood. Salah satu video yang pernah beredar berjudul 'Cahaya Tarbiyah di Bumi Khilafah'.
Video Cahaya Tarbiyah di Bumi Khilafah ini memperlihatkan anak-anak usia di bawah 15 tahun yang diduga dari Indonesia tengah belajar perang.
Media sosial banyak digunakan oleh kaum muda dan tua. Dengan media sosial, ISIS bisa dengan mudah merekrut anggotanya.
"ISIS misalnya kita lihat mereka lihai menggunakan Cyber Space untuk sebarkan aksi teror mereka, melakukan rekrutmen anggota dan mereka bisa menghasut ribuan orang," kata Kepala Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) Komisaris Jenderal Polisi Suhardi Alius.
Suhardi menambahkan kelompok teroris juga memanfaatkan media sosial untuk menentukan lokasi serangan, menghimpun dana operasional, serta pengkaderan radikalisme.
0 comments:
Post a Comment